Satu Desa Satu Produk (SDSP)/ One Scholl One Produk (OSOP)

Chitato, Potatoes, Qtela dan berbagai macam jenis makanan ringan yang dijual di pusat perbelanjaan itu, sudah tidak asing lagi. Pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam merek produk itu, bahan bakunya berasal dari kebun-kebun kita. Makanan-makanan itu bahan bakunya berasal dari tumbuhan yang ditanam di pelataran sawah dan ladang. Banyak produk jajanan terkenal di pusat perbelanjaan itu, bahan bakunya ada yang dari kentang, singkong, kacang tanah, coklat, jagung, beras, kopi, jeruk, teh, dan lain sebagainya. Jenis makanan itu di olah menjadi Chitato, Potatoes, Qtela, Bihun Jagung, Kacang Garuda, Kapal Api, Teh Poci, dan lain2.

Makanan bermerek itu sampai ke kota dengan daya jual yang lebih mahal, dan dibeli oleh orang-orang kaya. Mereka telah mengolah hasil-hasil pertanian kita untuk mengambil keuntungan dan menjadikannya lebih mudah di konsumsi. Sekarang kita yang berada di hulu di dekat produksi bahan baku, bisa juga mulai berpikir untuk mengolah bahan baku yang ada di daerah kita untuk menjadi produk UMKM yang lebih mudah dikonsumsi dan dipasarkan di daerah kita masing-masing agar ekonomi semakin baik. Jika setiap desa memikirkan hal yang sama, bisa jadi pabrik2 besar dikalahkan oleh produksi kecil menengah di sekitar kita (UMKM).

Mengolah bahan baku yang ada disekitar kita menjadi produk yang lebih konsumtif itu akan sangat menguntungkan, dan bermanfaat. Inspirasi pengolahan bahan baku ini bisa kita dapatkan melalui media yang ada. Inspirasi pegolahan nya bisa kita cari juga dari internet. Salah satu yang paling sulit dari pengolahan bahan baku ini menjadi barang yang lebih konsumtif adalah rasa dan keawetan produk. Untuk ini perlu belajar khusus dan lebih banyak. Yang terakhir adalah pengemasan. Untuk pengemasan, sekarang ini sudah banyak toko yang jual kemasan atau bisa dipesan ke percetakan tertentu agar lebih menarik.

Dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan kejuruan akan lebih populer jika akan terlibat dalam hal ini. Jika satu sekolah kejuruan bisa menghasilkan satu produk olahan, maka akan sangat banyak produk baru khas daerah yang akan muncul. Cara ini bisa menjadi daya jual tersendiri bagi sekolah yang sekarang ini menuntut keahlian langsung. Proses ini bisa di masukkan pada kurikulum muatan lokal kewirausaaahn atau ekskul kewirausahaan. Fasilitas yang diperlukan tidak terlalu banyak, untuk sederhana nya hanya perlu mesin siler, kemasan yang di design khusus, dan alat memasak dan mengolah bahan baku. Untuk pasar, sekolah-sekolah bisa menjualnya di kantin sekolah atau melakukan ekspo rutin. Semoga suatu saat one scholl one produk (osop) bisa tercapai. Mari kita do’akan dan dukung.

Ketika saya belajar di Jawa Timur, saya pernah ikut terjun dalam proses poduksi seperti ini, mengolah dan mengemas buah nangka dan apel menjadi kripik buah coklat yang rasanya sangat enak. Saya rasa, siapapun bisa melakukannya. Mulai sekarang produk yang kita beli di pasar dan tempat jajanan, harus kita perhatikan dibuat dari bahan baku apa, dan semoga hal itu bisa menginspirasi kita. Semoga pemerintahan daerah juga tidak bosan-bosannya menggalakkan usaha kecil menengah di daerah, terima kasih perhatian dan bantuannya yang banyak.

 

وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا بَٰطِلٗاۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنَ ٱلنَّارِ ٢٧

27. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya (termasuk tumbuhan dan hewan) tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini