Ada istilah yang sangat penting untuk menjadi pemimpin; concern. Concern menjadi satu kata yang menjadikan posisi pemimpin semakin kuat. Pengakuan sebagai pemimpin yang kuat bisa datang dari sikap moral atau pengakuan langsung dari orang-orang yang dipimpin. Concern telah bertransformasi dalam bahasa kita sebagai kepedulian; mulai hal kecil hingga yang besar di sekitar kita, mungkin lebih ringan kalau concern itu kita artikan sebagai “perhatian”.  

Mungkin telah banyak diantara kita yang telah merasakan enaknya daging unta, menikmati segar susunya, punuknya yang lembut. Leher dan kakinya yang panjang adalah isyarat kepada pemimpin, bahwa seorang pemimpin harus mempunyai “kaki yang panjang” untuk melakukan perjalanan yang jauh memperhatikan orang yang dia pemimpin, dia bisa memperhatikan orang dengan “lehernya yang panjang”. Allah subahanahu wata’ala bertanya kepada seluruh pemimpin:

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ ١٧

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.

Unta mampu menanggung beban yang sangat berat, unta dapat melakukan perjalanan yang sangat jauh, unta dapat menyimpan air yang sangat banyak di dalam perutnya. Yang paling penting, unta sangat concern melewati perjalanannya. Sehingga dia tidak tersesat ketika melakukan perjalanan hendak pergi dan pulang, karena dia mengikut “line travel” dengan sangat baik. Adakah kita pernah mendengar, pedagang di Arab tersesat di padang pasir yang sangat luas ketika dia bersama untanya?

Ikan di laut tidak pernah tidur, kok bisa ya? Kenapa yang menghukum Nabi Yunus adalah seekor ikan? Ketika Nabi Sulaiman meminta kepada Allah subahanahu wata’ala, agar diberikan kesempatan sehari saja untuk memberikan makan semua makhluk yang ada di bumi, ikan di laut bahkan waktu sesaat saja dia tidak bisa memberikan makan. Kenapa isyarat untuk mempertemukan Nabi Musa dan Nabi Khidir itu adalah ikan?

٦٢ قَالَ أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِي ٱلۡبَحۡرِ عَجَبٗا ٦٣ قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصٗا ٦٤

Artinya: Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali". Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.

Begitulah Allah subahanahu wata’ala menciptakan makhlukNya. Allah memberikan isyarat-isyarat itu, menunjukkan kekuasaa dan pengetahuan-Nya terhadap ciptaan itu. Ketika pemimpin mempunyai concern yang baik maka semua ini menjadikan para pemimpin mengetahui bahwa kekuasaannya tidak ada apa-apanya, setidaknya jadilah dia pemimpin yang tidak zhalim dan semena-mena.

Mahasiswa yang belajar dengan niat yang ikhlas atau tidak ikan mengetahuinya. Bagaimana hadits menjelaskan ini;

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat menaungi dengan sayap-sayapnya sebagai bentuk keridhaan terhadap para penuntut ilmu. Sesungguhnya para penuntut ilmu dimohonkan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi, sampai-sampai ikan di lautan”. (HR. Ibnu Majah).

Bagaimana menjadi pemimpin yang dahsyat?. Pemimpin itu harus tahu bahwa apa yang dia lakukan semuanya adalah ibadah.

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Pemimpin yang dahsyat itu adalah pemimpin yang paling banyak usahanya. Begitu juga menurut Al-Qur’an, bahwa hidup dan matinya manusia itu untuk melihat usaha siapa yang paling baik dan banyak amalnya.

 

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢

Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Maka pemimpin seperti itulah yang akan menjadi khalifah yang Allah ciptakan di bumi ini.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Ada satu sifat yang akan menjadikan pemimpin itu semakin dahsyat, yaitu bersabar dan pemaaf. Bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi pemimpin yang kharismatik? Beliau melakukan dan menjalani perannnya sebagai pemimpin yang sangat berwibawa dengan kesabaran dan pengorbanan. Selama berada di Makkah beliau selalu sabar dengan tindakan orang-orang Quraisy hingga beliau akhirnya menaklukkan dan menguasainya. Setelah penaklukkan itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memaafkan orang-orang yang telah menyakitinya dahulu. Kedua sikap ini menjadikan kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkonsolidasi dengan baik.

Tentu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mempunyai sikap lain yang luar biasa mulianya. Semoga kalian menjadi salah satu diantara sejuta pemimpin yang dahsyat.

Wallahu a’lam.

 


Komentar

  1. Bagus, bahkan bahasanya ringan dan mudah dipahami. Alur pemikiran penulis yang santai dan tidak tergesa2.
    Good

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini