Melihat banyaknya cobaan dan ujian yang menyelimuti saudara kita, kita
turut perihatin dan berdoa kepada Allah ta’ala semoga kebaikan untuk kita
semuanya. Sehingga saya teringat tentang karakter penghuni syurga, bisa jadi
mereka yang diuji oleh Allah ta’ala dalam rangka menguji kekuatan karakter
mereka. Berikut ayat Al Qur’an yang menerangkan karakter penghuni syurga yang
di secara tersirat disampaikan oleh Allah ta’ala dalam Al Qur’an surah Ali
Imran 14-17. Saya kutip ayat 17 yang menjadi kesimpulan dari rangkaian ayat tersebut.
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang jujur, yang tetap
taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan
yang memohan ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)
1. Ash-Shabirin (orang-orang yang senantiasa bersabar)
Karakter penghuni surga yang pertama adalah ash-Shabirin. Orang-orang
yang senantiasa sabar. Sabar artinya adalah menahan diri untuk menjalankan
perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya serta tabah menghadapi ujian di
atas jalannya. Para ulama membagi sabar menjadi tiga tingkatan:
a. Sabar dalam ketaatan.
Sabar dalam ketaatan ini adalah tingkatan sabar yang paling tinggi,
kenapa? Karena kebanyakan tabiat nafsu manusia itu tidak menyukai ketaatan dan
lebih cenderung kepada kemungkaran. Maka, untuk melakukan ketaatan diperlukan
kemauan yang sangat kuat, melewati jalan-jalan yang dipenuhi dengan onak dan
duri, ranjau dan segala sesuatu yang bisa menghalanginya dari ketaatan. Sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
حَفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Dan jalan menuju surga itu dipenuhi dengan sesuatu yang tidak kita senangi.” (HR. Muslim)
b. Tingkatan Sabar yang Kedua: Sabar
terhadap maksiat.
Bentuk sabar ini jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan bentuk sabar
yang pertama, karena meninggalkan sesuatu yang dilarang jauh lebih ringan dari
pada mengerjakan sesuatu yang diperintah. Juga, rata-rata manusia itu merasa
risih dengan keburukan. Contohnya banyak. orang bisa bersabar untuk tidak
berzina, akan tetapi tidak bisa bersabar untuk selalu mengerjakan shalat
berjamaah di masjid. Sebaliknya, kebanyakan orang sangat sulit dan tidak bisa
bersabar untuk meninggalkan ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), akan
tetapi sangat bisa dan sabar kalau diperintahkan untuk berbuat baik kepada
orang lain.
c. Tingkatan Sabar yang Ketiga: Sabar
terhadap musibah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَنَبلُوَنّكُم بِشَىءٍ مِنَ الخَوفِ وَالجُوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأموَالِ
وَالأَنفُسِ وَالثّمَراتِ وَبَشِرِ الصّابِرينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155)
2. Kedua: Ash-Shadiqin (orang-orang yang jujur)
Para ulama menjelaskan bahwa ash-Shadiqin ini mempunyai tiga
pengertian:
a. Pengertian Pertama: Ash-Shadiqin adalah orang-orang
yang membenarkan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, walau kadang tidak
sesuai dengan nalar akalnya, atau mungkin mereka belum memahaminya. Sebagaimana
Abu Bakar as-Siddiq yang membenarkan apa saja yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, walaupun kadang kurang
bisa dipahami dengan nalarnya.
b. Pengertian Kedua: Ash-Shadiqin adalah orang yang antara lahir dan batinya
sama, apa yang ditampakkan dan yang disembunyikan sama, amal hati dan
perbuatan anggota badan sejajar dan sama, serta tidak ada pertentangan antar
keduanya.
c. Pengertian Ketiga: Ash-Shadiqin adalah orang yang mempunyai kemauan keras dan
niat yang tulus untuk meniti jalan yang benar.
Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita untuk selalu membersamai
orang-orang yang mempunyai sifat ash-Shadiqin ini, sebagaimana di
dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ
الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119)
3. Ketiga: al-Qanitin (orang-orang yang patuh)
Karakter penghuni surga yang ketiga adalah al-Qanitin. Al-Qanitin artinya
taat dan patuh. Berarti al-Qanitin adalah orang-orang yang patuh
terhadap perintah Allah dan rasul-Nya.
4. Keempat: Al-Munfiqin (orang-orang yang gemar
berderma harta).
Karakter penghuni surga yang keempat adalah al-Munfiqin. Yaitu
orang-orang yang selalu menginfaqkan harta mereka di jalan Allah subhanahu
wata’ala dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Sebagaimana
firman Allah:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ
الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (QS. Ali-Imran: 134)
5. Kelima: Al-Mustaghfirin bi al-Ashar (orang-orang
yang banyak memohon ampun di waktu sahur).
Karakter penghuni surga yang kelima adalah Al-Mustaghfirin bi al-Ashar. Yaitu orang-orang yang beristighfar, memohan ampun kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala dosa dan kesalahannya di waktu menjelang shalat subuh. Di dalam ayat lain juga disebutkan ciri orang bertakwa:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohan ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 18)
Itulah 5 karakter penghuni syurga yang ada pada AL Qur’an Surah Ali
Imran ayat 17, semoga Allah subhanahu wata’ala menguatkan kita untuk bisa
mendalami karakter tersebut terutama saudara kita yang lagi Allah uji dengan cobaan
yang bertubi-tubi.
Disarikan dari materi khutbah: Ust.
Abdul Halim
Komentar
Posting Komentar