Pernah kamu merasakan kebingungan dan kebosanan? Berkunjung ke perpustakaan semua buku terasa hambar? Lantas seletah itu bingung ingin melakukan apa? Kalau pernah merasakan hal yang demikian, maka saya ingin menguraikan psikolingustik dari kata visi, misi, dan cita-cita.

Kata-kata yang telah saya sebutkan di atas adalah hanya beberapa kata sebagai media yang mengantarkan kita untuk terus melangkah, teratur dan sistematis. Orang yang melangkah demikian pencapaiannya akan semakin jauh dibandingkan  dengan orang yang tidak mempunyai arah. Kata yang saya sebutkan itu adalah media bagi kita untuk mempersingkat penjelasan yang telah kita uraikan. Untuk menambah daya jelajah langkah kita yang teratur dan sistematis tadi, perlu media yang dapat mengkomunikasikannya dengan baik, media kata itu kita sebut dengan fokus. Ketika sudah mempunyai visi-misi hidup, cita-cita dan dijalani dengan fokus; Insya Allah keputusan terakhir hanya datang dari Allah subahanahu wata’ala.

Selain ranah aplikatif itu kita juga perlu penunjang lain yang mungkin bisa kita masukkan kedalam ranah ideologis dan keyakinan. Kita harus meyakini bahwa kesempatan untuk menjadi baik itu terdapat pada semua orang. Menjadi yang terbaik itu adalah hak semua orang. Tidak ada batasan kulit, suku, bangsa untuk mencapai itu. Maka dengan demikian lah ulama menyampaikan kepada kita bahwa “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu”.

Untuk itu semua, kita sebagai pemuda yang ingin membangun peradaban, membangun komunitas sosial yang beragama, berakhlaq mulia dan sejahtera; selamanya kita perlu menjadi pembelajar yang setiap saat belajar dari kekurangan dan kelemahan untuk mencapai kebaikan.

Saya berharap, cita-cita jangan disamakan dengan takabbur dan ria, tidak...! sungguh semua orang punya cara sendiri dalam membangun diri, menjaga cita-citanya.  

Menjadi seorang muslim mewajibkan kita untuk bermanfaat dan tidak menjadi mudharat bagi orang lain. Menjadi seorang muslim menjadi wajib bagi kita untuk terus belajar dan menjadi pembelajar. Karena hakikat kita manusia adalah makhluk yang sering lupa dan salah, menjadikan kita harus terus belajar untuk terus mengingat dan memperbaiki diri.

 

Wallahu a’lam...

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini