Sekarang ini, banyak orang tua yang mengeluh tentang anaknya. Mereka mengadukan bahwa “anak ku susah diingatkan, tidak mau dinasehati, ketika dinasehati membangkan, dinasehati marah, pantas saja nasehat ku sama sekali tidak membekas padanya”.

Kita harus mengakui, problem anak-anak dewasa ini sangat kompleks. Tantangan dalam mendidik anak sangat banyak. Media sosial, pergaulan, televisi, teman-teman, sangat mempengaruhi akhlaknya. Ketika problem pendidikan anak itu kompleks, menurut saya; solusi untuk mengatasinya harusnya juga solusi yang kompleks. Namun tidak berarti bahwa salah satu solusi yang ditawarkan tidak berpengaruh sama sekali, namun semua solusi yang ditawarkan akan saling melengkapi dalam mengatasi problem pendidikan anak zaman sekarang.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memberikan nasehat. Sebagai orang tua, harus juga memperhatikan situasi yang tepat dan cara yang tepat dalam menasehati anak, dan inilah yang saya sebutkan sebagai “golden moment dalam menasehati anak”.

وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat Al-Qur’an juga sangat menekankan pentingnya nasehat. Maka golden moment dalam menasehati anak yang saya tawarkan adalah:

Pertama, emotional moment; emosional moment adalah waktu-waktu dimana anak sedang dalam kondisi sedih, takut, atau terharu. Kondisi anak seperti yang dimaksud akan menjadikan dia mudah menerima informasi yang disalurkan ke-dalam otaknya. Sehingga kondisi anak seperti yang dimaksud menjadikannya akan sulit melupakan nasehat pada moment itu. Hendaknya kita memperhatikan waktu yang tepat dalam memberikan nasehat kepada anak. Tidak melulu ketika sikap anak kurang tepat langsung dinasehati, dan seterusnya, jika hal ini dilakukan akan menimbulkan persepsi dalam pikiran anak bahwa orang tuanya sangat cerewet, dan persepsinya yang seperti itu akan mengahantarknya untuk menganggap remeh nasehat orang tuanya.

Yang kedua adalah antara sadar dan tertidur. Untuk mendapatkan moment seperti ini, maka orang tua yang pengertian akan menemani anaknya untuk mengahantarkannya tertidur. Jika mata anak sudah mulai berkedip-kedip tetapi masih bisa mendengarkan, itulah kondisi yang sangat tepat untuk mengatakan kepadanya kalimat-kalimat positif, nasehat-nasehat yang bijak.

Namun hindari mengatakan kata jangan, contohnya “kamu jangan nakal”. Tetapi ucapkanlah kata-kata yang menumbuhkan karakternya seperti; “nak, kamu adalah anak yang rajin teruslah belajar”. “nak, kamu adalah anak yang baik, berkatalah yang lembut” dan kata-kata positif lainnya. Selamat mencoba....!

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini