Bulan Desember 2015, saya berangkat dari
Jakarta menuju Malang. Hari itu, saya berangkat ke-Malang menggunakan Kereta
Api dari Stasiun Pasar Senen menuju kota Malang. Saya berangkat tepatnya dari
Gg. Rambutan, Kel. Malaka, Kec. Cipayung, Jakarta Timur. Saya naik angkot T 15
A menuju Arundina, terus dilanjutkan T 16 dari arah Pasar Minggu menuju Cibubur
Junction.
Saya sengaja naik dari cibubur Junction
dengan bus dari arah Cilengsi Bogor menuju Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat,
karena dari situ busnya akan lewat tol hingga Cempaka Putih, sehingga sampai
Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat bisa lebih cepat dibandingkan dari terminal
Kampung Rambutan atau dari Cililitan.
Ketika menunggu bus di depan Mall Cibubur
Junction, saya melihat ada penjual buku di tepi jalan. Saya coba datangi toko
buku itu untuk lihat-lihat, seandainya ada yang bagus saya akan beli
rencananya. Saya coba bertanya ke penjual, berapa harga bukunya, ternyata
katanya gratis. “Silahkan Pak ambil saja, ini gratis”. Saya senang sekali, karena
saya tertarik sekali dengan salah satu bukunya yang berjudul: Pertanyaan Kaum
Muda, Jawaban Yang Praktis. Saya langsung ambil bukunya dan coba membaca daftar
isinya. Daftar isinya berisi 7 BAB yang terdiri dari; 1. Masalah Keluarga, 2.
Identitasmu, 3. Di Dalam dan Luar Sekolah, 4. Seks, Moral dan Cinta, 5. Tingkah
Laku Yang Merusak, 6. Waktu Luangmu, 7. Kegiatan Ibadat Mu.
Setelah itu, saya mencoba membaca isinya,
sebelum saya pahami isinya, salah seorang penjaga buku itu yang akhirnya saya
tahu dia itu adalah seorang pendeta berbicara; “mau kemana Pak”? “mau ke-Malang
Pak” saya jawab. Setelah berpapasan dekat dengannya sambil berbicara “agamanya
Islam Pak yaa”? dia bertanya kepada saya, “Ia Pak”, saya jawab. Dia bertanya
seperti itu setelah melihat beberapa helai jenggot yang bergantungan di dagu
saya. “Memangnya kenapa Pak”? “Bapak beragama islam”? saya tanya berurutan.
“Kami ini kristiani Pak, saksi-saksi yehuwa” dia menjawab. “Saksi- saksi yehuwa
itu katolik apa prostestan Pak”? saya bertanya lagi. “Bukan Pak, saksi-saksi
yehuwa itu juga mengakui Alah sebagai Pencipta sama dengan Tuhan nya Bapak
sendiri”. Terus di mulai menyampaikan misi nya kepada saya dan saya sudah paham
bahwa dia sudah masuk pada intinya yaitu mendakwahi saya masuk kristen, walapun
bahasa dan caranya sangat halus sekali.
Akhirnya saya mengatakan kepadanya “pak, gini
aja, bapak dakwahi saya masuk kristen dan saya dakwahi juga bapak masuk islam,
gimana? kita bisa dialog” saya sampaikan jawaban atas dakwahnya kepada saya.
“Maksud saya bukan seperti itu Pak”, katanya. Kemudian dia menyambung
pembicaraan “gini aja Pak, buku ini Bapak bawa saja (menunjuk buku yang saya
pegang yang dibagikan gratis sebelumnya), dan saya minta email bapak supaya
saya kirim nanti artikel-artikel tentang cerita saksi-saksi yehuwa di seluruh
dunia”. Saya berikan email saya kepadanya, karena menurut saya, saya juga perlu
komunikasi dengannya. Karena di dalam pikiran saya, saya terbayang suatu saat
pendeta sekelas dia masuk Islam. Keyakinan itu muncul, karena beberapa ilmu
yang di ajarkan oleh Ahmad Dedat dan Zakir Naiq telah saya pelajarai melalui
youtube dan dokumen dalam menangkal tipu daya para misionaris.
Sesampainya di Malang, ternyata pendeta itu
benar-benar ingin mengirim email ke saya dengan sejumlah logika nya. Dia sering
mengirimi saya artikel tentang kegiatan-kegiatan dan pengakuan Saksi-Saksi
Yehuwa (para misionaris dan targetnya) dari seluruh dunia. Setelah itu saya
juga tidak sabar untuk terus membalas emailnya, dengan nalar-nalar Bibel yang
telah mengharamkan mereka babi, khamar tetapi mereka tidak mengikutinya.
Saya juga mengutip isi ceramah Zakir Naiq
bahwa Nabi Isa itu di sunat tetapi kristen tidak mau mengikutinya. Setelah
beberapa kali saya kirim pertanyaan-pertanyaan tentang isi Bibel itu, akhirnya
dia berhenti mengirimi saya artikel tentang dakwahnya.
Akhirnya saya berpikir bahwa untuk menghadapi
apapun, dan menjalani aktivitas apapun harus dihadapi dengan ilmu. Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an Surah Al-Ankabut ayat 43 tentang salah satu
keutamaan orang-orang yang berilmu:
وَتِلۡكَ
ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِۖ وَمَا يَعۡقِلُهَآ إِلَّا ٱلۡعَٰلِمُونَ ٤٣
Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini
Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu.
Dalam tafsir ibnu kastir menjelaskan bahwa
ayat ini sebagai permisalan bagi Amru Bin Ash dan menjadi keutamaanya karena
banyak ilmunya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq
ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Qubail, dari Amr
ibnul As r.a. yang menceritakan bahwa ia hafal seribu tamsil dari Rasulullah.
Hal ini merupakan suatu keutamaan yang besar bagi Amr ibnul As, karena Allah telah
berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia;
dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut:
43)
Wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar