REVITALISASI PENDIDIKAN KELUARGA MENUJU
GENERASI MUDA YANG BERKARAKTER
A. Kondisi Generasi Muda
Indonesia Dewasa Ini
Dewasa ini, Ibu Pertiwi sedang menangis
melihat kondisi generasi mudanya yang jauh dari nilai-nilai agama dan moral
bangsa. Prilaku dan pergaulan generasi muda yang diharapkan mampu
menjadi harapan bangsa, menampilkan potret yang sangat
memprihatinkan. Tawuran antar sekolah bahkan antar mahasiswa, maraknya
narkoba dikalangan remaja; dari mulai pemakai, pencandu, pengedar bahkan
ada yang sudah berhasil menjadi bandar.
Meningkatnya jumlah generasi
muda yang melakukan seks pranikah yang simultan dengan meningkatnya aborsi, meningkatnya
angka perokok dikalangan generasi muda, maraknya kasus kriminalitas
yang pelakunya adalah generasi muda, dan rendahnya
kepedulian generasi muda terhadap pendidikan adalah potret terbaru
generasi muda saat ini.
Tahun 2010 sekitar 30,32 persen terjadi seks
diluar nikah di Indonesia; dari jumlah itu 15 persen dilakukan kaum remaja. 19
persen dari jumlah generasi muda di Indonesia atau sekitar 14 ribu remaja
diindikasikan menjadi pengguna narkoba. Sedangkan 46,19 persen positif HIV di
rata-rata usia 15 sampai 29 tahun, dan ada 2,3 juta setiap tahun kasus aborsi
yang dilakukan penduduk Indonesia, 20 persennya adalah remaja.
Lalu di Indonesia tercatat 64,2 persen anak
sekolah terkena asap rokok selama mereka di rumah, 37,3 persen pelajar
merokok, dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun. (Survei
The Global Youth Tobacco Survey)
B. Revitalisasi Pendidikan
Keluarga
Di antara sebab baiknya akhlaq dan kebiasaan
generasi muda adalah pendidikan keluarga, pentingnya pendidikan keluarga
terlupakan oleh sebagian orang tua. Pendidikan untuk anak dalam keluarga yang
terlupakan ini tidak disengaja, tetapi karena kurangnya kesadaran tentang
pentingnya pendidikan keluarga. Alasan karir orang tua (ayah dan Ibu) telah
merubah tatanan pendidikan anak dalam keluarga.
Jika karir orang tua (Ibu) dianggap lebih
penting dari pada sebagai pendidik di keluarga, hingga pendidikan anak di
keluarga terabaikan maka jadi awal yang kurang baik dalam perkambangan moral
anak. Jika demikian, lantas dari mana anak akan mendapatkan
pendidikan dini yang seharusnya dia dapatkan dari orang tuanya? Pendidikan
yang mengajarkannya akhlag yang baik, kebiasaan yang benar, sikap kepedulian
sosial, apakah mungkin ia dapatkan selain dari ibunya?
C. Revitalisasi Pendidikan
Berbasis Al-Qur’an
Pendidik
terbaik dan guru paling berhasil sepanjang zaman adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Bagaimana pola pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam? Sehingga muridnya (sahabat) menjadi penakluk imperium
terkuat di dunia pada masanya, yaitu Persia dan Romawi.
Pola Pendidikan itu ada diterangkan dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 151
كَمَآ
أَرۡسَلۡنَا فِيكُمۡ رَسُولٗا مِّنكُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِنَا
وَيُزَكِّيكُمۡ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا
لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ ١٥١
Artinya: Sebagaimana Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab ( Al Qur’an) dan Al-Hikmah
(Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Pola pendidikan yang diajarkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang diterangkan dalam ayat ini adalah:
a. Membacakan ayat-ayat Kami
Ayat-ayat Al-Qur’an adalah bagian dari point
ini, tetapi ayat-ayat kami yang dimaksud adalah ayat-ayat yang tersirat dan
yang tersurat. Bagian yang pokok dari bagian aqidah, maka di antara yang
pertama yang diajarkan dalam dunia pendidikan generasi muda adalah pokok-pokok
kepercayaan dan aqidah .
b. Mensucikan Jiwa
Model pendidikan yang dimaksud dalam poin ini
adalah model pendidikan yang menyucikan jiwa dari perbuatan-perbuatan yang mengotori
martabat manusia. Yaitu model yang terintegrasi dengan ilmu agama, merubah
keburukan prilaku menuju keluhuran budi pekerti, dan tentunya juga penyucian
jiwa yang dimaksud dalam kajian ini adalah penyucian aqidah dari syirik menjadi
aqidah yang murni.
c. Mengajarkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah
(As-Sunnah)
Pendidikan yang mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah
adalah bagian pendidikan yang harus diterapkan menuju generasi muda yang kokoh
dan punya pendirian. Karena kedua ini adalah merupakan pegangan hidup hingga
ahir zaman. Pendidikan yang berbasis Al-Qur’an dan As-Sunnah ini, generasi muda
akan yang berakhlaq sesuai dengan tujuan Al-Qur’an dan As-Sunnah tersebut.
d. Mengajarkan apa-apa yang belum diketahui
Bagian ini adalah bagian yang di kategorikan
ilmu-ilmu umum yang bermanfaat dan membawa kemaslahan bagi masyarakat, menuju
peradaban manusia yang lebih baik ke depan. Yaitu kajian ilmu-ilmu umum seperti
ilmu alam, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Dengan pendidikan berbasis Al-Qur’an,
generasi muda telah dibekali dengan penanaman karakter, yang menjadi pegangan
baginya untuk terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Tetapi jika
generasi muda dijejali bahwa pendidikan itu untuk kerja dan profesi, maka akan
lahir generasi-generasi muda lemah karakter. Pola seperti ini lah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dapat mendidik Abu Bakar Al-Siddiq, Umar bin Khattab yang
telah menaklukkan Romawi dan Persia dan berbagai penjuru dunia, Ustman bin
Affan yang telah menaklukkan Afrika, Ali bin Abi Thalib, dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar