NAMA-MU ADALAH AMANAH

Saya yakin, orang tua kita memberikan nama kepada anaknya (kita) adalah nama yang terbaik menurut mereka. Ada nama yang diambil dari nama pahlawan; Umar, Ali, Utsman, Hamka, Abdul Harist, Ahmad Yani dll. Ada juga nama yang diambil dari Al-Qur’an berdasarkan nasehat para Ustadz, contohnya Azka Ummah, Abdurrahman, Natsir dll. Ada juga orang tua yang memberikan nama kepada anaknya berdasarkan gabungan nama mereka (kedua orang tuanya), dan berbagai latar penamaan anak, tentu semuai itu sesuai dengan inspirasi yang di dapatkan oleh mereka (orang tua).

Nama yang mereka (orang tua) berikan kepada kita punya makna atau tujuan yang berbeda-beda, sehingga mereka (orang tua) memberikan nama itu kepada kita. Ada yang memberikan nama kepada anaknya sesuai dengan Al-Qur’an; agar anaknya kelak bisa berakhlak atau mempunyai jati diri sesuai dengan makna dari Al-Qur’an itu. Orang tua yang memberi nama pahlawan kepada anaknya, berharap anaknya bisa berjuang seperti para pahlawan.

Dari semua tujuan pemberian nama yang berbeda yang diberikan orang tua kepada kita, kita sebagai anak tetap harus berusaha menjadi anak yang terbaik di mata mereka, walau terkadang tidak seindah makna dari nama kita. Untuk menjadi anak yang terbaik bagi mereka, salah satu media atau cara yang dapat kita lakukan adalah memaknai nama kita dengan sepenuh jiwa, dan menyesuaikan nama dengan kepribadian. Sebagai contoh; teman-teman yang mempunyai nama Rahmat/Rahmah, dari arti nama ini yaitu rahmat/berkah/kasing sayang; kepribadian menyesuaikan agar kehadirannya di masyarakat menjadi rahmat/berkah atau penuh kasing sayang kepada masyarakat.

Ada contoh lain seperi Sulthan, nama Sulthan juga menyesuaikan dengan kepribadiannya yaitu kuat dan tangguh. Atau Natsir, sebagai penolong; kita berharap saudara kita yang bernama Natsir bisa sebagai penolong kebaikan atau penolong bagi orang-orang yang lemah.   

Saya juga mencoba mencari makna dari nama Muhammad Saleh (Mhd Saleh). Setelah saya renungkan maknanya, ternyata amanah bagi pengemban nama ini sangat besar jika disesuaikan dengan namanya. Jika nama depan yang tersebut sebagai Muhammad yang mengacu pada nama Nabi yang mulia, berarti orang yang mengemban nama ini harus menyesuaikan dengan kepribadian Nabi yang mulia, yang sampai kapanpun hanya beliaulah yang pantas mengemban nama ini. Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai Nabi yang mulia mempunyai semua sikap kebaikan yang paling baik, tanpa ada sikap keburukan, sebagai seorang penyeru kebaikan dan penghalang keburukan. Sebagai seorang manusia biasa, tentu orang yang diberi nama dengan di awali Muhammad harus senantiasa menjadikan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai suri tauladannya, dan berusaha sampai batas akhir kemampuannya agar mempunyai kepribadian dan tugas yang mendekati kepribadian dan tugas Nabi yang mulia, Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Selanjutnya, Saleh di akhir nama itu mempunyai makna sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dalam surah Ali_Imran ayat 114;

 

 

يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١١٤

Artinya: Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.

Mereka yang dinamakan dengan orang-orang yang Saleh dalam ayat ini adalah mereka yang selalu beriman kepada Allah subahanahu wata’ala dan segala kebesarannya dan beriman kepada hari Akhir. Tugas dan amanah yang diberikan kepada orang-orang yang Saleh itu adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah masyarakat dari keburukan, sungguh sangat berat tugas bagi orang-orang yang Saleh.

Orang-orang yang Saleh itu juga dinyatakan oleh Allah subahanahu wata’ala adalah mereka yang selalu bersegara dalam melaksanakan berbagai proyek-proyek kebaikan, kebaikan bagi keluarga, masyarakat dan bangsa. Idealnya orang yang bernama Saleh harus menyesuaikan nama dengan sikap yang dimilikinya. Namun tidak setiap orang yang bernama Saleh itu memiliki sikap yang ideal seperti yang dimaksud dalam ayat ini, tentu saja tetap harus berusaha untuk mendekati tugas yang diberikan oleh Allah subahanahu wata’ala melalui ayat ini, hanya kepada Allah lah kita meminta pertolongan agar dapat melaksanakan tugas yang ia isyaratkan kepada kita semua.

 

Amanah Mu harus ditunaikan.

         


Komentar

Postingan populer dari blog ini