Syaitan atau Iblis telah divonis oleh Allah subahanahu wata’ala sebagai makhluk yang kafir dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Setiap muslim harus menunjukkan sikap permusuhannya kepada syaitan, bukan malah menjadikannya sebagai teman, pemimpin apalagi saudara. Manusia ada juga yang menjadikan syaitan sebagai teman, pemimpin bahkan saudara. Penyebutan syaitan sebagai saudara disebutkan dalam firman Allah (Q.S. Al Isra’(17) : 26-27) :

Artinya: 26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

   27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Secara harfiyah, syaitan berasal dari kata syatana yang artinya menjauh. Syaitan memang selalu menjauh dari nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah subahanahu wata’ala. Selain syaitan ada iblis yang berasal dari kata ablasa yang artinya putus asa, yakni putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah subahanahu wata’ala. Kata ikhwan berasal dari kata yang dalam bahasa Arab berarti persamaan. Persamaan maksudnya pada diri orang yang saling bersaudara terdapat kesamaan, bukan semata-mata kesamaan secara fisik, tapi yang terpenting adalah kesamaan sikap dan tingkah laku. Manusia disebut dengan ikhwan syaitan, berarti pada dirinya terdapat kesamaan sikap dan tingkah laku dengan syaitan, hal ini perlu kita pahami agar kita tidak termasuk golongan syaitan. Ikhwanu Asysyaitan yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Boros dalam Harta

Ketika seseorang telah menjadi saudara syaitan, maka pada dirinya terdapat sifat boros dalam harta. Tabdzir yang dimaksud adalah menggunakan atau membelanjakan harta untuk hal-hal yang tidak baik dan tidak benar, baik sedikit apalagi banyak. Saudara syaitan itu biasanya begitu mudah mengeluarkan atau membelanjakan hartanya untuk keburukan dan kemaksiatan, sedangkan untuk kebaikan dan kebenaran ia begitu sulit mengorbankan hartanya. Seorang muslim boleh menghabiskan hartanya yang banyak untuk kebaikan dan kebenaran dan ini tidak bisa disebut dengan tabdzir, ia begitu mudah mengeluarkan hartanya yang banyak demi kebaikan.

Seseorang yang boros dalam harta diarahkan syaitan untuk menjadi manusia yang kikir karena takut kemiskinan menimpa dirinya, Allah subahanahu wata’ala berfirman:

Artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (Q.S. Al Baqarah (2) :268).

2. Durhaka

Syaitan merupakan makhluk Allah yang durhaka, ini terbukti dari tidak maunya bersujud (memberi hormat) kepada Nabi Adam alaihissalam yang merupakan perintah Allah subahanahu wata’alav. Manusia yang menjadi saudara syaitan biasanya menjadi durhaka kepada Allah subahanahu wata’ala dan Rasul-Nya, karena itu kita dapati begitu banyak manusia yang menjadi saudara syaitan karena ia menunjukkan kedurhakaannya kepada Allah. Allah berfirman:

Artinya: Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir (Q.S. Al Baqarah (2) :34).

3. Sombong

 Kesombongan (takabbur) merupakan salah satu sifat iblis, ini nampak dari sikapnya yang merasa lebih baik dari Nabi Adam (manusia) hanya karena ia diciptakan dari api, sedangkan manusia dari tanah, hal ini difirimankan oleh Allah subahanahu wata’ala di dalam Al Qur’an:

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan menyombongkan diri dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (Q.S. Al Baqarah (2) :34).

4. Menyesatkan

Syaitan adalah makhluk Allah subahanahu wata’ala yang telah divonis bersalah dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Syaitan ia tidak mau masuk ke neraka sendirian, ia berusaha untuk mengajak orang lain dengan cara menyesatkan mereka. Dari sinilah akhirnya banyak manusia yang melakukan kejahatan dan perbuatan keji yang membuat martabat manusia menjadi begitu rendah bahkan lebih rendah dari binatang ternak sekalipun, hal ini terdapat dalam firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (Q.S. Al Baqarah (2):169).

Manusia yang telah menjadi ikhwan syaitan berusaha membantu syaitan dalam menyesatkan manusia, syaitanpun merasakan besarnya bantuan manusia dalam menyesatkan manusia sehingga tidak sedikit manusia yang telah melakukan kejahatan dan kekejian di muka bumi ini.

5.  Menghalangi Kebenaran

 Syaitan sangat tidak suka kepada kebenaran, karenanya yaitan akan selalu berusaha untuk mencegah tersebar dan tegaknya nilai-nilai kebenaran. Manakala manusia menjadi saudara syaitan, maka ia akan menghalangi manusia dari menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran, namun ia tak merasa sedikitpun memiliki perasaan bersalah, tapi justru ia malah menganggap dirinya benar dan mendapat petunjuk, Allah subahanahu wata’ala berfirman:

Dan syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka       menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk (QS 43:37).

Dalam hidup ini kita dapati banyak manusia yang menjadi ikhwan syaitan sehingga upaya-upaya penegakan nilai-nilai Islam menjadi terhambat bahkan tertunda dan gagal disebabkan banyaknya penghalang yang dilakukan oleh manusia juga, bahkan mereka mengaku sebagai mu’min dan muslim.

6. Janji Palsu

Manusia seringkali dapat dengan mudah tergoda bila diiming-iming dengan sesuatu yang dapat menyenangkannya. Karenanya syaitan berusaha menyesatkan manusia dengan janji-janji palsu yang akhirnya mengikuti apa yang menjadi kehendak syaitan dan ia pun mengalami penyesalahan yang amat dalam karena di dunia ia telah mengalami kesengsaraan disebabkan menuruti kata syaitan dan di akhirat ia akan mengalami kesengsaraan yang lebih menderita lagi sedangkan syaitan tidak mau disalahkan oleh manusia, Allah menceritakan masalah ini dalam firman-Nya:

      Dan berkatalah syaitan tatkala perkara hisab telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah berjanji kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku tapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak bisa menolongmu dan kamupun tidak bisa menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih” (QS 14:22).

Manakala manusia menjadi saudara dan pengikut syaitan, maka dalam hidup ini ia suka memberikan janji-janji palsu kepada orang lain guna menyesatkan mereka dan iapun tidak mau disalahkan oleh orang lain meskipun ia sudah jelas-jelas bersalah.

Dari uraian di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap muslim sangat dituntut untuk selalu waspada terhadap langkah dan sepak terjang syaitan dalam kehidupan ini yang kesemuanya berorientasi kepada penyesatan manusia dari jalan Allah yang benar sehingga godaan-godaan syaitan menjadi kendala besar bagi setiap orang untuk menjadi muslim yang sejati.  Wallaahu a'lam.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini