Anak 5-7 tahun sudah pandai berbohong? sebagai orang tua, kita pantas heran terhadap tingkah dan prilaku anak kita, mereka berbohong! Padahal usia mereka masih 5-7 tahun. Anak-anak harusnya masih lugu dan jujur, berkata apa adanya seumuran itu. Namun, jelas bagi kita mereka sudah berbohong. Apa sebab mereka berbohong, apa yang memotivasi mereka  sehingga mereka bisa  berbohong.?

Pada kesempatan ini saya ingin menguraikan 4 pemicu anak berumur 5-7 tahun untuk berbohong. Pemicu ini hanya pemicu utama yang sering terjadi dan sering kita temukan. Kiranya dengan tulisan ini, para orang tua dan calon orang tua bisa memahami dan mengambil tindakan untuk menyikapi anak yang berbohong.

Pertama, sebab anak berbohong adalah perkembangan imajinasinya. Perkembangan kognitifnya membuatnya mulai berimajinasi. Mungkin ibu atau bapak mendengar anaknya bercerita panjang lebar dengan antusias dan berseri-seri, padahal cerita anak itu tidak sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya itu adalah imajinasinya yang berkembang, perkembangan imajinasinya mengikuti perkembangan kognitif anak.

Kedua, anak berbohong karena ketakutan. Anak-anak yang berbohong juga terjadi karena ketakutannya kepada orang tuanya, atau kepada orang-orang disekitarnya. Anak yang berbohong karena ketakutan biasanya cara mendidik orang tuanya salah, atau orang yang disekelilingnya yang terlalu keras dan sering membentaknya. Sehingga dia mencari cara supaya tidak dibentak atau dipukul dengan cara berbohong.

Ketiga, anak berbohong karena ingin diperhatikan. Mungkin ibu atau bapak pernah mengalamai; ketika pulang kerja “yah, aku dipukul kakak”, “maa, aku dipukul kakak, sakit sekaliiii” ketika kakaknya ditanya, ternyata kakaknya menerangkan tidak benar. Maka sejatinya anak masih kurang perhatian. Dia mencari perhatian anda, dan berikanlah perhatian kepadanya sambil mengingatkannya “nak, gak usah berbohong lagi untuk mencari perhatian ayah”, anda bisa sambil memeluk dan menciumnya.

Keempat, anak berbohong karena mendapat apresiasi ketika dia berohong. Saya umpamakan anak yang bercerita panjang lebar, ternyata itu adalah imajinasinya, orang tuanya mengapresiasi cerita anaknya dengan tertawa mungkin, atau mengatakan “kamu pintar sekali” atau diam saja tanpa mengingatkannya. Kemungkinan dengan ini anak akan mengulangi kebohongannya.

Untuk mencegah pemicu anak yang menjadikannya berbohong, saya sarankan kepada bapak ibu untuk :Pertama, memberikan fasilitas belajar secukupnya, seperti buku, buku cerita atau buku-buku lain yang dapat mengarahkan imajinasinya. Sehingga imajinasi anak tersalur dengan baik. Kedua, berhati-hatilah mendidik anak. Jangan terlalu keras dalam mendidik anak dan jangan terlalu lunak. Jika terlalu keras dia bisa belajar untuk berbohong dan membangkan, dan jangan terlalu lunak sehingga dia manja dan tidak mandiri.

Ketiga, berikanlah perhatian yang cukup kepada anak. Jangan menjadi orang tua yang kaku. Kita perlu menjadi orang tua yang pandai bercanda, orang tua teman bercerita, orang tua yang pengertian, pengasih dan penyayang. Karena tahapan perkembangan afektif anak itu banyak dipengaruhi oleh kasih sayang orang tua.

Keempat, jadilah orang tua yang tegas. Yang mampu menempatkan sikap dalam menyikapi anak. Ketika perlu ketegasan, jadilah orang tua yang bisa menegur dan mengingatkan. Jika anak perlu di apresiasi, maka berikanlah apresiasi terhadap prestasi anak. Jangan menjadi orang tua yang tidak memperlihatkan penghargaan terhadap usaha atau prestasi anak dan jangan juga menjadi orang tua yang tidak tegas dalam menegur dan mengingatkan anak atas kesalahan yang dia lakukan.

Wallahu a’lam


Komentar

Postingan populer dari blog ini