Saya tidak tahu, siapa dulu yang menemukan kata “tujuan” ini. Sehingga kata “tujuan” ini sangat penting dalam mengelola sistem interaksi di dalam kehidupan sosial kita. Saya ingin menggunakan kata “tujuan” ini pada banyak dimensi, sehingga kita paham betapa berharganya buah pikiran orang yang menemukan kata ini, dengan begitu mungkin saja ada dampak positif kepada kita dalam menilai orang lain, sehinga kita lebih menghargai buah pikirannya.

Yang lagi hangat sekarang adalah menikah, yaa begitulah kita melihat.  Menikah ini kita bagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh “tujuan” yang dirumuskan dengan rapi. Menikah pertama, “tujuan” dirumuskan; membangun rumah tangga yang baik untuk mendapatkan ridha Allah subahanahu wata’ala.  Maka misi yang digunakan untuk mencapai “tujuan” menikah adalah dengan ridha Allah subahanahu wata’ala.

Pernikahan itu akan dimulai dengan misi yang yang diajarkan Islam. Sehingga konsekuensi sangat banyak; calon pengantin akan belajar tentang proses lamaran, akad nikah dan resepsi sesuai dengan tuntunan Islam dan melaksanaknnya.

Pasangan akan saling memperlakukan pasangan dan keluarga pasangannya sesuai dengan tuntunan Islam (pasangan akan belajar dan mencari ilmu tentang bergaul dengan pasangan dan keluarganya menurut Islam).

Mendidik anaknya sesuai dengan tuntunan Islam (orang tua akan belajar dan menuntut ilmu tentang mendidik anak sesuai dengan tuntunan Islam, walaupun porsi belajarnya berbeda-beda sesuai dengan kesanggupannya). Mencari rezki sesuai dengan tuntunan Islam (pasangan akan mempelajari tentang riba, rezki yang haram, rezki yang subhat). Mereka akan melakukan dan belajar banyak hal tentang sistem hidup dalam Islam.

Kemudian yang kedua, calon pasangan sama-sama merumuskan “tujuan” menikah agar menjadi kaya dan memenuhi tuntutan psikologisnya (ingin saling menyayangi dan mencintai). Maka misi yang digunakan berbeda dengan yang pertama. Proses lamaran, akad, dan resepsi terserah saja, yang penting calon pasangannya adalah orang kaya atau berbakat jadi kaya.

Cara memperlakukan pasangan dan keluarganya terserah saja, yang penting jangan merugikan. Cara mencari harta (halal/haram) tidak menjadi ukuran, yang penting banyak uangnya dan aman. Mendidik anak pada sekolah yang elit agar suatu saat dapat mendapatkan pekerjaan yang bagus. Bagaimana menurutmu, rapuhkan sistem keluarganya?

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini